Cerita Pendek Remaja Persahabatan dan Percintaan - Pengakuan
Pengakuan
Zalikha
Putri Salma
Siang hari yang cerah mereka bertiga, Madly, Lisa dan
Lili sedang berkumpul di rumah Lili.
“huah, gue capek. Mana tadi pagi dikejar – kejar pak
Surip” ungkap Madly, membuka percakapan diantara mereka bertiga. Pak Surip merupakan
satpam sekolah mereka.
“elu sih, hampir setiap hari terlambat mulu” timpal Lisa.
“bener tuh kata Lisa” Lili ikut menanggapi.
Mereka bertigapun asik
berbincang – bincang. Kebiasaan para cewek jika sudah berkumpul, mereka pun
akan membicarakan semua hal mulai dari a sampai z, tak ada yang terlewatkan.
“eh, eh, eh, girls! Ada hot news!!” tiba – tiba Mari
datang dari balik pintu dengan tampang yang sumringah.
“apaan?” jawab Madly dengan malas.
“Izayoi balikan sama Anika!!!” seru Mari dengan lantang.
“what?”
“what?!”
“what!!”
Balas
Lili, Lisa dan Madly secara berurutan dengan nada yang kian melengking.
“Anika
kan temen gue, kenapa dia tega sih ke gue!” emosi Madly mulai naik.
“dasar
jalang tuh cewek! Nikung gue dari belakang! Katanya temen! Katanya mau
nyomblangin! Eh, tapi nyatanya apa?! Busuk!” emosi Madly kian menjadi, ia
berkata dengan penuh penekanan di setiap katanya.
Sakamaki
Izayoi, seorang lelaki yang memiliki gelar Prince Of School. Pria the
most wanted di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 105 Jakarta. Badannya
tinggi semampai, kulitnya putih bersih, rambut coklat tua di poni menutupi
jidat, wajah ganteng dan bola mata hazel terang menambah ketampanan pria yang
disebut – sebut sebagai pangeran sekolah itu. Tak heran jika banyak kaum hawa
yang terkagum, terpana dan juga menyukainya seperti Madly.
***
Pagi
yang sejuk di iringi kicauan burung membuat suasana damai begitu terasa nyata
di halaman SMA Negeri 105 Jakarta.
Brak!!
Brak!
Brak!!!

Tidak
ada yang berani melerai hingga Lili maju untuk melerai mereka. Sayangnya, Lili
malah terkena penghapus kayu yang dilempar oleh Madly. Ia pun dibawa ke UKS
sekolah. Sementara guru datang ke kelas XI MIPA 3 lalu membawa Anika dan juga
Madly ke ruang BK.
Di
dalam ruang BK, Madly dan Anika diam, tidak ada yang berbicara. Namun, sesekali
mereka melirik pada satu sama lain.
“kalian
itu pagi – pagi udah buat keributan di sekolah!” omel bu Wati, sang guru BK.
Madly dan Anika hanya tertunduk diam.
“siapa
yang mulai?” tanya bu Wati.
“dia,
bu!” kata Madly dan Anika berbarengan. Bu Wati hanya menggeleng lalu menarik
nafas panjang.
“coba
saya minta penjelasan dari kamu dulu, Madly!” perintah bu Wati dengan tegas.
“jadi
tadikan saya sedang duduk, eh tiba – tiba dateng nih Anika, mak lampir jadi –
jadian. Dia marah ke saya, terus jambak rambut saya, terus ngajak ribut, terus
lempar buku, terus sasya ga tau sebab Anika marah, terus saya cuma beladiri
tadi, bu” jelas Madly berbelit – belit dengan menggunakan kata terus berulang
kali.
“kalo
penjelasan dari kamu apa, Anika?”
“itu
loh bu, tadi pagi – pagi banget waktu saya baru sampai di sekolah, Mara
nyamperin saya, ngasih liat kertas yang di gambar Madly. Nah, isinya itu
penghinaan kepada saya, otomatis saya ga terima lah kalo dihina” bela Anika.
“kamu
tau darimana itu yang gambar Madly?”
“kata
Mara” balas Anika dengan singkat.
“kalo
belum jelas, jangan langsung marah – marah gitu lah” nasehat bu Wati.
“lah
siapa lagi kalo bukan elu?! Ngaku lo, Madly! Lo ga suka kan, gue balikan sama
Izayoi” Anika berdiri dari tempat duduknya dengan geram.
“lo
tuh busuk! Katanya mau nyomblangin! Eh taunya nikung! Jijik gue!” balas Madly
tak kalah sengit.
“stop!!”
tiba – tiba seseorang masuk ke dalam ruang BK.
“Mara?!”
kata Anika dan Madly berbarengan.
“gue
nemu kertas itu di rumah Lili, kemaren gue mau jemput Mari, tapi marinya ga
ada, gue liat kertas itu terus gue ambil, gue kasih ke Anika, kalo aja gue
engga kasih ke Anika pasti kalian engga bakal berantem kaya gini, gue minta
maaf” jelas Mara panjang lebar.
“ga
kok, elu ga salah, yang salah itu gue buat coretan ga guna kaya gitu” kata
Madly, “gue juga minta maaf, An, udah ngata – ngatain elu kaya tadi” lanjutnya.
“harusnya
gue yang minta maaf, gue udah manfaatin lo buat dapetin Izayoi, gue ga jujur,
gue bohongin lo, gue minta maaf banget” Anika tertunduk lesu,
“iya
gapapa, gue juga tau kok, kalo Izayoi sukanya ke lo doang, makasih gara – gara
lo, gue jadi bisa deket sama Izayoi” Madly memeluk Anika.
Mereka
pun mberpelukan dan akhirnya kembali akur seperti semula.
Komentar
Posting Komentar